Minggu, 22 Juli 2018

NTP

NTP Server ARC beralamat di ntp.arc.itb.ac.id. Network Time Protocol (NTP) adalah sebuah protokol yang digunakan untuk mensikronisasi waktu terhadap sumber yang akurat (jam atom, GPS, dll) melalui jaringan komputer. NTP Server adalah sebuah server yang menyediakan layanan sinkronisasi waktu menggunakan protokol NTP. Tiap NTP Server memliki hirarki yang disebut stratum. Stratum menunjukkan tingkat kedekatan sebuah NTP Server dengan jam yang digunakan sebagai referensi.

NTP merupakan salah satu tertua protokol internet masih digunakan (sejak sebelum 1985). NTP ini awalnya dirancang oleh Dave Mills dari University of Delaware, yang masih mempertahankan itu, bersama dengan tim relawan.



Cara Kerja NTP

NTP bekerja dengan menggunakan algoritma Marzullo dengan menggunakan referensi skala waktu UTC. Sebuah jaringan NTP biasanya mendapatkan perhitungan waktunya dari sumber waktu yang terpercaya seperti misalnya radio clock atau atomic clock yang terhubung dengan sebuah time server. Komputer ini disebut juga stratum 1. Kemudian jaringan NTP ini akan mendistribusikan perhitungan waktu akurat ini ke dalam jaringan lain dengan protokol NTP yang disebut stratum 2. Komputer dalam jaringan tersebut dapat menyinkronkan jaringan lain yang disebut stratum 3, dan seterusnya sampai stratum 16.
  • Stratum 0
Stratum 0 adalah perangkat yang menjadi referensi waktu utama. Perangkat ini dapat berupa jam atom, jam GPS, atau jam radio lainnya. Perangkat stratum 0 biasanya tidak langsung terhubung ke jaringan, melainkan dihubungkan langsung ke perangkat atau komputer stratum 1.
  • Stratum 1
Stratum 1 adalah komputer yang terhubung dengan perangkat stratum 0. Biasanya perangkat atau komputer pada stratum 1 juga bertindak sebagai NTP Server.
  • Stratum 2
Stratum 2 adalah komputer yang menggunakan server stratum 1 sebagai referensi dan menyediakan layanan untuk server dengan stratum di bawahnya.
  • Stratum 3 dst.
Stratum 3 dan seterusnya berfungsi sama dengan stratum 2 yang menyediakan layanan untuk server dengan stratum yang lebih rendah.


Konfigurasi NTP

Langkah - langkahnya sebagai berikut :

1. Sebelumnya masuk dulu ke super user / robot

2. Masukkan DVD Debian 6 yang ke satu

3. Lalu update repositori nya dengan mengetikan apt-cdrom add, lalu apt-get update

4. Lalu install NTP Servernya dengan mengetikan apt-get install ntp ntpdate seperti gambar dibawah ini lalu tekan Y, catatan : jangan lupa masukkan DVD Debian 6 yang ke satu.



5. Isikan ip address untuk Server NTP kita dengan mengetikan nano /etc/network/interfaces seperti ini :

6. Lalu simpan dengan menekan Ctrl+X lalu tekan Y lalu tekan Enter

7. Lalu restart interfacenya dengan mengetikan /etc/init.d/networking restart

8. Selanjutnya kita konfigurasi NTP nya dengan mengetikan nano /etc/ntp.conf akan tampak seperti ini:



9. Lalu cari konfigurasi seperti ini:

10. Selanjutnya tambahkan tanda # di depan tulisan "server", ada empat tulisan "server".

11. Tambahkan konfigurasi seperti gambar dibawah ini:




12. Lalu cari lagi tulisan "#restrict 192.168.123.0 mask 255.255.255.0 notrust", lalu tambahkan konfigurasi dibawahnya seperti gambar dibawah:



13. Lalu simpan konfigurasi dengan menekan tombol Ctrl+X, lalu tekan Y dan tekan Enter

14. Lalu restart lagi konfigurasi NTP nya dengan mengetikan /etc/init.d/ntp restart

15. Lalu cek apakah konfigurasi sudah benar atau tidak dengan mengetikan ntpq -p, hasilnya seperti gambar dibawah berarti konfigurasinya sudah benar


16. Selanjutnya kita tinggal cek di client Windows XP nya

17. Kita double-klik jam yang ada di pojok kanan bawah

18. Selanjutnya kita pindah ke tab Internet Time

19. Lalu kita isikan ip server NTP kita seperti gambar dibawah lalu kita Update Now, apabila hasilnya seperti ini berarti konfigurasinya sudah benar



20. Selesai


Fungsi NTP

Untuk men sikron (update) waktu lokasi ke alamat penyedian ntp secara otomatis jika terhubung Internet.


Dynamic Routing (Routing Dinamis)

Dynamic Routing (Router Dinamis) adalah sebuah router yang memiliki dan membuat tabel routing secara otomatis, dengan mendengarkan lalu lintas jaringan dan juga dengan saling berhubungan antara router lainnya. Protokol routing mengatur router-router sehingga dapat berkomunikasi satu dengan yang lain dan saling memberikan informasi satu dengan yang lain dan saling memberikan informasi routing yang dapat mengubah isi forwarding table, tergantung keadaan jaringannya. Dengan cara ini, router-router mengetahui keadaan jaringan yang terakhir dan mampu meneruskan data ke arah yang benar. Dengan kata lain, routing dinamik adalah proses pengisian data routing di table routing secara otomatis.

Dynamic router mempelajari sendiri Rute yang terbaik yang akan ditempuhnya untuk meneruskan paket dari sebuah network ke network lainnya. Administrator tidak menentukan rute yang harus ditempuh oleh paket-paket tersebut. Administrator hanya menentukan bagaimana cara router mempelajari paket, dan kemudian router mempelajarinya sendiri. Rute pada dynamic routing berubah, sesuai dengan pelajaran yang didapatkan oleh router.



Apabila jaringan memiliki lebih dari satu kemungkinan rute untuk tujuan yang sama maka perlu digunakan dynamic routing. Sebuah dynamic routing dibangun berdasarkan informasi yang dikumpulkan oleh protokol routing. Protokol ini didesain untuk mendistribusikan informasi yang secara dinamis mengikuti perubahan kondisi jaringan. Protokol routing mengatasi situasi routing yang kompleks secara cepat dan akurat. Protokol routng didesain tidak hanya untuk mengubah ke rute backup bila rute utama tidak berhasil, namun juga didesain untuk menentukan rute mana yang terbaik untuk mencapai tujuan tersebut.

Pengisian dan pemeliharaan tabel routing tidak dilakukan secara manual oleh admin. Router saling bertukar informasi routing agar dapat mengetahui alamat tujuan dan menerima tabel routing. Pemeliharaan jalur dilakukan berdasarkan pada jarak terpendek antara device pengirim dan device tujuan.

Macam-Macam dari Routing Dinamis (Dynamic Router) adalah

  • RIP (Routing Information Protocol)
  • IGRP (Internal Gateway Routing Protokol)
  • OSPF (Open Shortest Path First)
  • EIGRP (Enhanced Internal Gateway Routing Protokol)
  • BGP (Border Gateway Protokol)

Static Routing (Routing Statis)

Static routing (Routing Statis) adalah sebuah router yang memiliki tabel routing statik yang di setting secara manual oleh para administrator jaringan. Routing static pengaturan routing paling sederhana yang dapat dilakukan pada jaringan komputer. Menggunakan routing statik murni dalam sebuah jaringan berarti mengisi setiap entri dalam forwarding table di setiap router yang berada di jaringan tersebut.


Penggunaan routing statik dalam sebuah jaringan yang kecil tentu bukanlah suatu masalah, hanya beberapa entri yang perlu diisikan pada forwarding table di setiap router. Namun Anda tentu dapat membayangkan bagaimana jika harus melengkapi forwarding table di setiap router yang jumlahnya tidak sedikit dalam jaringan yang besar.



Kekurangan dan kelebihan dari Routing Statis diantaranya sebagai berikut :


Dilihat dari SegiKelebihanKekurangan
Penggunaan Next HopDapat mencegah terjadinya error dalam meneruskan paket ke router tujuan apabila router yang akan meneruskan paket memiliki link yang terhubung dengan banyak router. Itu disebabkan karena router telah mengetahui next hop, yaitu IP Address router tujuan.static routing yang menggunakan next hop akan mengalami multiple lookup atau lookup yg berulang. lookup yg pertama yang akan dilakukan adalah mencari network tujuan,setelah itu akan kembali melakukan proses lookup untuk mencari interface mana yang digunakan untuk menjangkau next hopnya.


Penggunaan exit interface
Proses lookup hanya akan terjadi satu kali saja ( single lookup ) karena router akan langsung meneruskan paket ke network tujuan melalui interface yang sesuai pada routing table Kemungkinan akan terjadi eror keteka meneruskan paket. jika link router terhubung dengan banyak router, maka router tidak bisa memutuskan router mana tujuanya karena tidak adanya next hop pada tabel routing. karena itulah, akan terjadi error

Routing static dengan menggunakan next hop cocok digunakan untuk jaringan multi-access network atau point to multipoint sedangkan untuk jaringan point to point, cocok dengan menggunakan exit interface dalam mengkonfigurasi static route.

Recursive route lookup adalah proses yang terjadi pada routing tabel untuk menentukan exit interface mana yang akan digunakan ketika akan meneruskan paket ke tujuannya.


Sabtu, 21 Juli 2018

DNS

DNS merupakan salah satu istilah yang cukup populer dan cukup dikenal oleh para pengguna internet. DNS sering kita temui, terutama ketika kita akan melakukan koneksi ke dalam internet, dan menggunakan beberapa fitur di internet, seperti web browser dan sebagainya.

Fungsi DNS yang menjadi pengganti ip address setiap alamat situs web ini menjadi penting untuk di ketahui, khususnya user yang memang berkecimbung dalam jaringan internet. Lalu sebenarnya apa itu DNS? Seberapa pentingkah DNS untuk koneksi jaringan komputer, terutama jaringan internet? Berikut ini adalah penjelasan mengenai DNS.


Apa itu DNS?

DNS sendiri merupakan sebuah singkatan yang memiliki kepanjang Domain Name System. Dari kepanjangannya saja sudah bisa kita ketahui bahwa DNS merupakan sebuah sistem yang ditujukan untuk memberikan nama atau alamat pada tiap-tiap domain yang saling terhubung di dalam jaringan komputer. Bisa dibilang bahwa pengertian DNS adalah sebuah sistem yang menyimpan informasi – informasi dari nama host, nama domain dan alamat Ip dari sebuah situs di dalam internet dalam bentuk sebuah format data yang tersebar.

DNS memiliki fungsi yang sangat luas, karena tidak hanya membarikan penamaan pada server ataupun website dan host saja, namun demikian DNS juga memberikan nama dan alamat pada komputer – komputer client atau user yang terhubung ke dalam jaringan internet, selama komputer tersebut memiliki apa yang kita kenal dengan nama kartu jaringan atau network interface card.

DNS memberikan penamaan pada tiap – tiap alamat IP yang ada dalam struktur yang hierarkis atau bertingkat. Dimana tiap – tiap bagian dari IP address yang dinamai oleh DNS memiliki kode – kode tertentu yang nantinya dapat dipahami juga dimengerti oleh jaringan tersebut. Dalam prosesnya di dalam jaringan, DNS menggunakna protocol IP (internet protocol) dalam memberikan penamaan pada tiap system.


Fungsi – fungsi dari DNS

Sebelum membahas lebih lanjut, ada beberapa fungsi dari DNS yang sangat berguna bagi sebuah jaringan komputer. Berikut ini adalah beberapa fungsi dari DNS di dalam sebuah jaringan komputer :

  • Memberikan identitas dari sebuah komputer sebagai satu titik di dalam jaringan
Fungsi dari DNS yang pertama adalah memberikan identitas dari sebuah komputer. Setiap komputer yang memiliki kartu jaringan atau NIC sudah dilengkapi dengan alamat – alamat yang unik. Ketika terhubung ke dalam sebuah jaringan, misalnya internet, maka alamat unik tersebut akan diidentifikasikan sebagai satu buah titik yang terhubung ke dalam jaringan tersebut. Jadi, dengan adanya DNS, sebuah komputer akan terlacak oleh jaringan tersebut, karena sudah diidentifikasikan oleh DNS itu sendiri.

  • Memberikan IP Address untuk setiap host dan komputer 
DNS juga membantu komputer dalam memberikan alamat – alamat IP baik pada komputer user maupun host. Dengan menggunakan DNS, maka setiap komputer dan host akan memilik alamt IP nya masing – masing, yang mana akan saling terhubung dengan satu jaringan, sehingga antara host dan juga komputer user, ataupun komputer server bisa saling melakukan proses komunikasi berupa pertukaran dan juga pentransferan data 

  • Mendata server surat yang menerima email 
Fungsi berikutnya dari DNS adalah mendata server surat yang menrima email. DNS akan mendata setiap server – yang menrima pesan – pesan elektronik. DNS memiliki peran juga sebagai pengawas, yang memperhatikan seluruh kegiatan yang terjadi di dalam server surat / mail server tersebut. 

  • Melakukan proses penterjemahan dari nama domain menjadi IP address 
Ketika kita sebagai user ataupun administrator akan membuat sebuah website tertentu, maka kita pasti akan memberikan nama tertentu untuk website kita. misalnya adalah www.saya.com. Ketika kita membuat dan mendaftarkan alamat web itu, DNS akan mengkonversi alamat yang kita buat tersebut ke dalam IP address, sesuai dengan host yang kita gunakan. Sehingga di dalam jaringan, situs web kita tidak akan teridentifikasi sebagai www.saya.com lagi, melainkan teridentifikasi dalam bentuk alamt IP. Begitupun sebaliknya. 

  • Mempermudah komputer dan jaringan dalam membaca alamat juga mengidentifikasi host, situs tertentu 
Masih didasari oleh fungsi sebelumnya, yaitu melakukan proses penterjemahan, maka DNS akan membuat tiap – tiap komputer dan juga jaringan menjadi lebih mudah dalam melacak dan juga membaca alamat serta host. Jaringan dan juga komputer hanya akan bisa membaca alamat IP, berupa angka – angka saja, dan bukan membaca huruf yang sudah kita buat.

Jadi dengan adanya DNS, suatu jarignan akan lebih mudah membaca alamat yang kita buat, dan kemudian akan mengidentifikasi sebuah komputer, alamat, dan juga host sebagai suatu titik yang terhubung ke dalam jaringan tersebut. 

  • Mengkonversi IP address ke dalam sebuah nama tertentu yang mudah diingat oleh user 
Fungsi dari DNS berikutnya adalah untuk membantu user. Ya, dengan adanya DNS atau domain name system ini, user sudah pasti akan sangat terbantu, karena tidak perlu menghafalkan dan juga mengingat IP address dari sebuah situs web tertentu. misalnya saja untuk situs web facebook.com. apabila tidak ada sistem DNS ini, mak auser harus menghafalkan IP address dari facebook.com tersebut.

Contoh lagi misalnya portal berita populer, yaitu www.detik.com. IP address dari www.detik.com adalah 203.190.242.69. bisa dibayangkan bukan? Apabila tidak ada sistem DNS ini, maka user harus mengingat IP addressnya, yaitu 203.190.242.69 untuk dapat masuk dan mengakses berita – berita yang ada di dalam portal berita tersebut. Akan jauh lebih mudah bagi user untuk mengingat www.detik.com. 

  • Mencari alamat dari sebuah host yang akan dituju 
Fungsi lainnya dari DNS di dalam jarigan komputer adalah untuk mencari alamt dari sebuah host yang akan dituju. Misalnya adalah, ketika kita akan masuk ke dalam www.facebook.com. Maka secara otomatis, DNS akan mengidentifikasi, baik komputer user yang melakukan pencarian, dan juga mengidentifikasi lamat yang akan dituju.
DNS akan mencari alamat dari host yang digunakan oleh facebook.com. ketika alamat host sudah 
ditemukan, maka permintaan akan segera diproses oleh host, server, dan kemudian diteruskan ke dalam jaringan. Pada saat permintaan akan diteruskan ke dalam jaringan, DNS juga akan bekerja lagi dengan cara mencari alamat host yang digunakan oleh user yang melakukan permintaan.

Ketika salah satu alamat atau komputer mengalami gangguan pada host, maka koneksi tidak akan dapat dibangun, dengan pesan error DNS tidak dapat menemukan host yang dicari, atau DNS mengalami time out karena host yang mengaami gangguan.


Sumber : Pengertian DNS dan Fungsinya pada Jaringan

DHCP

DHCP merupakan singkatan dari Dynamic Host Configuration Protocol adalah sebuah layanan yang secara otomatis memberikan nomor IP kepada komputer yang memintanya dan komputer yang memberikan nomor IP inilah yang disebut sebagai DHCP server, sedangkan komputer yang melakukan request disebut DHCP Client. Fungsi DHCP Seperti yang sudah diterangkan fungsi DHCP ini adalah dapat memberikan nomor IP secara otomatis kepada komputer yang melakukan request. Jika DHCP dipasang di jaringan lokal, maka semua komputer yang tersambung di jaringan akan mendapatkan alamat IP secara otomatis dari server DHCP. Selain alamat IP, banyak parameter jaringan yang dapat diberikan oleh DHCP, seperti default gateway dan DNS server.



Ada 4 tahapan cara kerja DHCP dalam jaringan :

  • IP Least Request
Tahap pertama ini merupakan tahap dimana si client dalam jaringan meminta IP address yang tersedia pada DHCP server. Awalnya saat pertama client terhubung dalam jaringan, client ini akan mencari dulu apakah ada DHCP server yang bekerja pada jaringan tersebut. Nah, begitu ditemukan, client akan meminta IP address pada DHCP server yang ada.


  • IP Least Offer
DHCP server mendengar broadcast dari client yang baru terhubung dalam jaringan tadi. Kemudian DHCP server memberikan penawaran terhadap client tersebut berupa IP address.


  • IP Lease Selection
Setelah diberi penawaran oleh DHCP server, client yang me-request tadi menyetujui penawaran yang diberikan oleh DHCP server. Lalu si client memberikan pesan kepada DHCP server yang isinya adalah meminta agar DHCP server meminjamkan salah satu IP address yang tersedia dalam DHCP-pool yang dimilikinya (DHCP-pool merupakan range IP address yang bisa digunakan oleh host yang terhubung dengannya).


  • IP Least Acknowledge
Pada tahap terakhir ini, DHCP server akan merespon pesan dari client dengan mengirimkan paket acknowledget yang berupa IP address dan informasi lainnya yang dibutuhkan. Setelah memberikan IP kepada client, DHCP server akan memperbaharui database yang mereka miliki. Sedangkan client akan melakukan inisialisasi dengan mengikat (binding) nomor IP address yang diberikan tadi dan client sudah bisa beroperasi pada jaringan tersebut.


Cara Kerja


Karena DHCP merupakan sebuah protokol yang menggunakan arsitektur client/server, maka dalam DHCP terdapat dua pihak yang terlibat, yakni DHCP Server dan DHCP Client.
  1. DHCP Server
DHCP server merupakan sebuah mesin yang menjalankan layanan yang dapat “menyewakan” alamat IP dan informasi TCP/IP lainnya kepada semua klien yang memintanya. Beberapa sistem operasi jaringan seperti Windows NT Server, Windows 2000 Server, Windows Server 2003, atau GNU/Linux memiliki layanan seperti ini.

      2. DHCP Client

DHCP client merupakan mesin klien yang menjalankan perangkat lunak klien DHCP yang memungkinkan mereka untuk dapat berkomunikasi dengan DHCP Server. Sebagian besar sistem operasi klien jaringan (Windows NT Workstation, Windows 2000 Professional, Windows XP, Windows Vista, atau GNU/Linux) memiliki perangkat lunak seperti ini.


Kelebihan DHCP

  1. Memudahkan dalam transfer data kepada PC client lain atau PC server. 
  2. DHCP menyediakan alamat-alamat IP secara dinamis dan konfigurasi lain. DHCP ini didesain untuk melayani network yang besar dan konfigurasi TCP/IP yang kompleks.
  3. DHCP memungkinkan suatu client menggunakan alamat IP yang reusable, artinya alamat IP tersebut bisa dipakai oleh client yang lain jika client tersebut tidak sedang menggunakannya (off). 
  4. DHCP memungkinkan suatu client menggunakan satu alamat IP untuk jangka waktu tertentu dari server. 
  5. DHCP akan memberikan satu alamat IP dan parameter-parameter kofigurasi lainnya kepada client. 

Kekurangan DHCP
Semua pemberian IP bergantung pada server, jika server mati maka semua komputer akan disconnect dan saling tidak terhubung.


Sumber : Apa yang dimaksud dengan DHCP?


IP Adress

IP address merupakan kependekan dari internet protocol address. Jadi, secara teknis, IP address merupakan sebuah alamat yang ditujukan untuk mengarah ke sebuah situs tertentu di dalam sebuah jaringan komputer, yaitu jaringan internet. IP address sendiri digunakan sebagai alamat dalam melakukan hubungan antar host di dalam jaringan internet sehingga hal ini menbuat IP Address merupakan sebuah sistem komunikasi yang universal, yang merupakan metode pengalamatan yang telah diterima di seluruh dunia.

Dengan menentukan dan mengidentifikasikan IP address itu artinya, kita telah memberikan identitas yang universal bagi setiap interface komputer. Jika suatu komputer memiliki lebih dari satu interface (misalkan menggunakan dua buah Ethernet atau network interface card) maka tentu saja kita harus memberi dua buah IP address untuk komputer tersebut, per interface yang digunakan oleh komputer.

Kesimpulan dari pengertian IP Address ini adalah bahwa IP Address digunakan untuk melakukan proses identifikasi terhadap sebuah komputer, atau host, sehingga dapat dikenali di dalam jaringan dengan kode – kode unik yang terdiri dari 32 bit struktur bilangan biner yang biasa digunakan pada komputer.

Dengan menggunakan sistem bahasa biner ini, maka alamat setiap komputer bisa dikenali dengan mudah oleh sistem, dan bisa menjalankan sebuah jaringan komputer.




Bagaimana IP Address Bekerja?

Cara kerja IP Address ini pada dasarnya sangatlah sederhana. IP address, seperti sudah disebutkan sebelumnya menggunakan rangkaian kode biner 32 bit. Dari rangkaian kode biner tersebut, dipisahkan oleh tanda titik per 8 bit. Maka dari itu kita sering melihat IP address dari sebuah komputer ataupun host menggunakan 4 titik, dengan masing-masing berisi angka atau kode biner yang berbeda-beda.


Bagi yang memahami mengenai kode biner, yaitu 0 dan 1, maka tentu saja cukup sulit untuk menggunakan kode biner murni pada sebuah alamat IP. Maka dari itu, saat ini penggunaan IP Address adalah menggunakan format notasi decimal, yang merupakan hasil ‘konversi’ dari kode-kode biner.


Berikut ini adalah contoh penggunaan IP Address, baik yang menggunakan kode biner, dan yang menggunakan notasi decimal :



  • Penggunaan kode biner pada IP address menghasilkan alamat IP berupa : 10100111.1101101.11001110.01100100

Bagaimana? pasti anda pusing apabila harus membaca alamat IP sepanjang dan serumit itu. Karena itulah, notasi decimal sangat berguna, terutama bagi otak manusia yang hanya mampu mengingat antara 7 hingga 10 karakter saja per detiknya.


  • Penggunaan notasi decimal pada IP address : 167.205.206.100

Jadi, dengan menggunakan hasil konversi tersebut, IP Address dari sebuah host ataupun komputer bisa dengan mudah dipahami dan juga diingat oleh user.

Setelah IP Address diperoleh, maka hal ini menunjukkan bahwa sebuah komputer ataupun host memiliki titik tersendiri di dalam sebuah jaringan, apabila sebuah komputer sudah memilik IP Address, maka dari itu sudah pasti komputer tersebut bisa melakukan koneksi ke jaringan internet menggunakan protocol TCP/IP.


IP Address ini sendiri diibaratkan sebagai kode pos atau nomor rumah kita. setiap komputer memiliki IP Address yang unik, yang membuat request atau permintaan dari user tidak akan nyasar ke komputer lainnya. Ketika user melakukan request, maka sebuah sistem yang dinamakan DNS atau Domain Name System akan mengidentifikasi IP address komputer, dan juga IP Address dari situs atau host yang dituju.


Setelah teridentifikasi, DNS akan mengirimkan permintaan ke host, yang kemudian akan berlanjut proses identifikasi dan juga respon dari host hingga server, dan kemudian menampilkan hasil atau output ke komputer user yang tadi melakukan permintaan.


Begitulah kira – kira cara kerja singkat dari sebuah IP Adress.



Fungsi IP Addres


IP Address sendiri pada dasarnya amemiliki banyak fungsi penting, baik bagi komputer, host, situs web, ataupun bagi keseluruhan jaringan intu sendiri. Berikut ini adalah beberapa manfaat dan juga fungsi dari sebuah IP Address :



  1. Memberikan penomoran dan pengkodean secara unik pada tiap tiap kompter yang memiliki NIC atau kartu jaringan
  2. Mempermudah jaringan dalam membuat sebuah komputer menjadi sebuah titik di dalam jaringan.
  3. Membantu jaringan mengidentifikasi lokasi host dan juga server
  4. Memproses permintaan dan pengiriman data pada jaringan
  5. Menentukan ‘alamat’ dari setiap elemen pada jaringan komputer, mulai dari server, host, domain, komputer user atau client, hingga perangkat – perangkat keras jaringan yang digunakan.

Kelas – Kelas dalam IP Address


IP address, meskipun terlihat simple dengan penomoran alamat menggunakan notasi decimal, ternyata memiliki unsur teknis yang cukup merepotkan. Pasalnya IP address itu sendiri terbagi – bagi atas beberapa kelas tertentu. ada lima kelas utama dalam pembagian IP Address, mulai dari kelas A hingga kelas E.



Berikut ini adalah pembagian kelas – kelas pada IP Address :


  • Kelas A
IP Address dengna kelas A memiliki panjang net ID sebanyak 8 bit, dan juga panjang host sebanyak 24 bit. Hal ini membuat IP address kelas A memilki range 0 – 127, yang dapat diartikan sebagai 127 network atau jaringan, dimana network atau jaringna tersebut mampu untuk menampung 16 juta host. Jelas sekali bahwa IP Address kelas A ini merupakan IP Address yang ditujukan untuk pembuatan sebuah jarinan yang memiliki jumlah host yang banyak dan besar.


  • Kelas B
IP address dengan kelas B ini memilki range IP mulai dari 128 hingga 191. Apabila ditotal, maka IP Address yang berada pada kelas B ini mampu untuk mendukung range jaringan sebanyak 65.255 jaringan, dimana tiap – tiap jaringannya dapat mendukung kurang lebih 65 ribu host yang ada


  • Kelas C
IP address dengan kelas C pada umumnya dan juga pada awalnya hanya digunakan untuk kebutuhan jaringan yang kecil, seperti jaringan LAN. ID jaringan dari IP address yang berada pada kelas C ini mencapai sekitar 2 juta network atau jaringan, dimana masing – masing network atau jaringannya dapat memiliki 256 host.


  • Kelas D
Berbeda degnan kelas sebelumnya yang menggunakan istilah host dan juga network ID, maka IP address pada kelas D ini tidak menggunakan network ID dan juga host ID. IP address kelas D ini biasanya digunakan untuk kepentingan dan juga keperluan multicasting.

  • Kelas E
Kelas E adalah IP address yang tidak untuk digunakan secara umum atau singkatnya hanya digunakan untuk keperluan spesifik dan khusus saja, berbeda dengan kelas A hingga kelas D pada IP Address yang sudah disebutkan sebelumnya.



Sumber : Pengertian IP Address dan Kelasnya


OSI Layer

Jaringan komputer merupakan salah satu penemuan terbesar yang ada di dunia. Berkat adanya jaringan komputer, maka setiap komputer yang ada di dunia bisa saling terhubung satu sama lain dengan mdah dan juga cepat. Jaringan komputer dapat saling menghubungkan komputer dengan menggunakan dua metode utama, yaitu metode jaringan kabel dan juga metode wireless atau nirkabel.


Namun demikian, meskipun terjadi dalam waktu yang sangat singkat, ternyata proses terhubungnya komputer di dalam sebuah jaringan haruslah melalui proses yang sangat panjang. Proses terpanjang terjadi pada saat paket data mulai ditransmisikan oleh server dan diterima oleh PC Client. Kedua proses tersebut haruslah melewati beberapa layer atau bagian, yang dikenal dengan istilah OSI Layer.

Sesuai dengan namanya, OSI Layer, berarti merupakan lapisan – lapisan, Bentuk lapisan – lapisan inilah yang nantinya harus dilewati oleh paket data. Proses transmisi melewati OSI layer ini terjadi setiap kali paket data akan ditransmisikan, baik itu transmisi paket data dari server, serta transmisi paket data menuju client. Jadi, apabila bisa dilihat secara kasat mata, OSI layer terdapat di dalam computer server dan juga komputer client.
Secara teoritis, OSI layer memiliki nama OSI Reference Model for Open Networking, atau yang dalam bahasa Indonesia dikenal dengan istilah model referensi jaringan terbuka. Saat ini, model OSI sudah menjadi standar model arsitektural dalam sebuah jaringan komputer. OSI sendiri merupakan kependekan dari Open System Interconnection.

OSI Layer disebut sebagai lapisan, karena memang model referensi OSI ini diciptakan berlapis – lapis. Lapisan – lapisan pada OSI layer ini dibut dengan tujuan agar setiap paket data dalam sebuah jaringan bisa melewati layer tersebut sebelum pada akhirnya bisa saling terkoneksi. Berikut ini adalah ke – tujuh lapisan dari OSI Layer :



1. Physical Layer

Layer pertama adalah physical layer. Sesuai dengan namanya, physical layer berarti merupakan lapisan yang berhubungan dengan fisik. Layer physical ini berhubungan erat dengan fungsi persinyalan, dan merupakan layer yang paling dekat dengan hardware alias perangkat keras jaringan secara fisik.

Fungsi physical layer :
  • Mendefinisikan media transmisi jaringan 
  • Mendefinisikan metode persinyalan 
  • Sinkronisasi bit data 
  • Mendefinisikan arsitektur jaringan 
  • Mengaplikasikan topologi jaringan 
  • Melakukan proses pengkabelan 
  • Mendefinisikan LAN Card atau NIC daam bekerja dengan gelombang radio 



2. Data link Layer

Lapisan berikutnya pada OSI Layer adalah Data Link Layer. Merupakan salah satu layer yang penting, karena memilki fungsi sebagai :

  • Pengkoreksi kesalahan 
  • Menentukan bagaimana setiap bit dari data dikelompokan ke dalam frame 
  • Pengalamatan perangkat keras 
  • Menentukan bagaimana sebuah perangkat keras dapat beroperasi 
Terdapat dua level pada lapisan data link layer ini, yaitu :
  • Logical Link Control (LLC) 
  • Media Access Control (MAC) 


3. Network Layer

Lapisan selanjutnya adalah network layer. Fungsi utama dari network layer ini adalah untuk membantu mendefinisikan alamat IP atau internet protocol, sehingga tiap komputer dapat terhubung dengan satu jaringan.

Selain itu, fungsi lain dari network layer adalah :

  • Membuat header pada paket – paket data 
  • Melakukan proses routing 

Fungsi dari beberapa hardware jaringan, seperti router dan juga fungsi hub berjalan pada layer ini, dengan cara melakukan pemecahan paket data dan juga melakukan proses routing 


4. Transport Layer

Sesuai dengan namanya, tansport layer merupakan lapisan OSI yang memilki tugas sebagai pengantar. Fungsi utama dari transport layer pada lapisan OSI ini adalah :

  • Memecah data ke dalam paket – paket data 
  • Mentransmisikan data dari session layer menuju network layer, maupun sebaliknya. 
  • Membuat penomoran pada paket – paket data, sehingga nantinya dapat disusun kembali dengan mudah 
  • Melakukan proses transmisi ulang pada paket data yang hilang 
Berkat adanya transport layer ini, maka setiap data bisa saling berjalan dari server menuju clientnya dengan lancar tanpa adanya gangguan.


5. Session Layer

Lapisan selanjutnya pada OSI adalah session layer. Lapisan session layer ini memiliki fungsi utama untuk mendefinisikan bagaimana sebuah koneksi bisa dibangun, serta dapat mendefinisikan management dari sebuah koneksi, seperti menghancurkan dan juga memelihara koneksi.


6. Presentation Layer

Layer kedua pada saat data mulai ditransfer, dan bertindak sebagai layer ke-6 ketika sebuah komputer menerima paket data disebut dengan nama Presentation Layer. Funsi utama dari lapisan layer presentation ini adalah menteranslate data yang akan ditransmisikan dari dan menuju sebuah application (aplikasi).

Apabila merupakan proses awal, lapisan ini berfungsi untuk menerjemahkan aplikasi menjadi sebuah data yang akan ditransmisikan, begitupun sebaliknya, ketika memaski proses akhir, presentation layer akan menterjemahkan data yang ditransmisikan ke dalam aplikasi.

Berikut ini adalah beberapa protocol pada lapisan layer presentation : 
  • Redirectopr software 
  • Virtual Network Computing 
  • Remote Desktop Protocol 



7. Application Layer

Application Layer merupakan lapisan yang pertama pada saat sebuah data mulai ditransfer, dan merupakan lapisan terakhir yang dilewati begitu komputer client menerima data tersebut.

Fungsi dari Application layer :

Application layer, sebagai pelepas data dalam sebuah jaringan dan juga penampil data dalam sebuah jaringan memiliki beberapa fungsi, seperti :


  • Menyajikan interface antara aplikasi dengan jaringan 
  • Mengatur bagaimana sebuah aplikasi mampu untuk mengakses jaringan 
  • Membuat pesan – pesan berupa kesalahan pada jaringan 
  • Menampilkan display dari sebuah jaringan 


Ada beberapa protocol yang ditempatkan pada lapisan application layer ini, yaitu :
  • HTTP 
  • SMTP 
  • NFS 


Itu adalah ke – 7 lapisan – lapisan atau layer yang terdapat di dalam sebuah model referensi OSI. Setiap paket data yang ditransmisikan melalui jaringan, nantinya akan melewati layer – layer tersebut, sebelum akhirnya terkoneksi satu sama lain.


Cara Kerja 7 Model OSI

Seperti sudah disebutkan sebelumnya, OSI memiliki beberpa layer atau lapisan, tepatnya adalah 7 lapisan layer OSI. Cara kerja dari ke 7 layer OSI ini adalah dua kali dalam setiap transmisi paket data di dalam sebuah jaringan, yaitu :

  • Pada saat paket atau bit data ditransmisikan dari server ke dalam jaringan 
  • Pada saat paket ata bit data ditransmisikan dari jaringan ke dalam komputer client 

Kedua proses tesebut akan selalu terjadi dalam satu sesi koneksi di dalam jaringan. Proses tersebut akan melewati layer yang berbeda – beda.

Itulah kedua proses jaringan yang terjadi. Meskipun kelihatannya jaringan adalah sesuatu yang sederhana, namun ternyata prosesnya cukup panjang agar bisa berjalan dengan sangat lancar.

Penerapan Layer OSI
Tiap – tiap lapisan atau layer dari OSI memiliki beberapa penerapannya masing – masing. Beberapa diantaranya bisa diakses dengan mudah oleh user biasa, dan beberapa diantaranya hanya bisa diakses dan diutak atik oleh super user alias programmer. Berikut ini adalah beberapa penerapan dari tiap layer OSI dalam jaringan

CONTOH : Penggunaan Email dalam sebuah jaringan :

Kita akan mengirimkan email kepada komputer lainnya yang terhubung ke dalam satu jaringan. Kita bisa bertindak mirip seperti server (mentransmisikan email), sedangkan komputer (email lain) bisa bertindak mirip seperti komputer client.

Proses yang terjadi sama, yang berbeda hanyalah urutannya saja, tergantung dari sisi server atau client:
  • Layer Application (layer pertama pada pengirim email, dan layer terakhir pada penerima email) 
Penggunaan web browser untuk mengirimkan / menerima email (seperti IE, Chrome, Firefox)


  • Layer Presentation (Layer kedua bagi pengirim email, dan layer keenam pada penerima email) 
Pendefinisian dan penyajian data yang akan dikirim / diterima (misalnya format JPEG, DOC, dan lainnya)


  • Layer Session (Layer ketiga bagi pengirim email, dan layer kelima pada penerima email) 
Penggunaan sistem operasi, software, SQL, dan semuanya yang berhubungan dengan pengelolaan data


  • Transport layer 
Penggunaan protocol dalam melakukan transfer / pengiriman dan penerimaan email, menggunakan TCP


  • Network Layer ( layer kelima bagi pengirim email, dan layer ketiga bagi penerima email) 
Penggunaan protocol jaringan komputer, seperti IP (internet Protocol)


  • Data Link Layer (layer keenam bagi pengirim email, dan layer kedua bagi penerima email) 
Penggunaan MAC address pada sebuah jaringan yang digunakan


  • Physical Layer (layer terakhir bagi pengirim email, dan layer pertama bagi penerima email) 

Penggunaan EIA atau TIA, dan mentransmisikannya melalui perangkat keras jaringan, contoh : router.

7 Model OSI Layer adalah ilmu dasar dalam jaringan komputer yang harus di pahami jika ingin menjadi network administrator. OSI layer adalah “ilmu tetap” dalam jaringan komputer, yang tidak akan pernah berubah, kecuali konsep di dalamnya.



Sumber : Penjelasan OSI Layer dan fungsi setiap layernya